Kamis, 14 Juni 2012

Rangka Aksial

Rangka aksial merupakan rangka yang terdiri dari tulang tengkorak, tulang belakang, tulang dada  dan tulang rusuk.
1.      Tulang Tengkorak


Gambar 1. Tulang tengkorak

Tengkorak manusia sebagian besar tersusun atas tulang-tulang yang berbentuk pipih (Gambar 1.). Tulang-tulang tersebut bersambungan sedemikian rupa sehingga membentuk rongga. Di antara tulang-tulang tengkorak terdapat hubungan antar tulang (sendi) yang merupakan sendi mati atau disebut sutura.
Tengkorak manusia tersusun atas 23 buah tulang yang merupakan gabungan tulang-tulang tempurung kepala (os. cranium) dan tulang muka/tulang wajah. (os. splanchocranium). Tulang tempurung kepala yang berbentuk pipih dan membentuk rongga berfungsi untuk melindungi otak.  Tulang tempurung kepala terdiri dari 1 tulang dahi (os. frontale), 1 tulang kepala belakang (os. occipitale), 2 tulang ubun-ubun (os. parietale), 2 tulang baji (os. sphenoidale), tulang 2 tapis (os. ethmoidale) dan 2 tulang pelipis (os. temporale). Di bagian bawah tempurung kepala terdapat rongga khusus yang disebut foramen magnum. Foramen magnum berfungsi sebagai tempat masuk dan keluarnya pembuluh saraf dan pembuluh darah yang kemudian menuju ke sumsum tulang belakang.
Tulang muka terdapat pada bagian depan kepala. Tulang-tulang muka membentuk rongga mata untuk melindungi mata, membentuk rongga hidung dan memberi bentuk wajah. Tulang muka terdiri dari 2 tulang rahang atas (os. maxilla), 2 tulang rahang bawah (os. mandibula), 2 tulang pipi (os. zygomaticum), 2 tulang air mata (os. lacrimale), 2 tulang hidung (os. nasale), 2 tulang langit-langit (os. pallatum) dan 1 tulang lidah (os. hyoideum)

2.      Tulang Belakang (Os. Vertebrae)

Gambar 2. Ruas-ruas tulang belakang

Tulang belakang berada di bagian tengah tubuh yang berfungsi untuk menopang seluruh tubuh, melindungi organ dalam tubuh serta merupakan tempat pelekatan tulang rusuk. Tulang belakang tersusun dari 33 ruas tulang tidak beraturan (Gambar 2.). Setiap segmen atau ruas tulang belakang dapat bergerak sedikit. Seluruh gerakan tiap segmen dapat digabung sehingga memungkinkan seseorang untuk membungkukkan tubuh. Tulang belakang terdiri dari:

Persendian

A.    Pengertian Persendian
Persendian atau artikulasi mengacu kepada titik hubungan antara tulang dengan tulang atau tulang dengan tulang rawan. Hubungan tadi kadang-kadang longgar, sehingga memungkinkan gerak bebas antara kedua tulang yang berhubungan, namun kadang-kadang sedemikian eratnya sehingga tidak memungkinkan adanya gerak.

B.     Klasifikasi persendian berdasarkan adanya gerak
Berdasarkan kemungkinan adanya gerak, maka persendian dibedakan menjadi:
1.      Sinartrosis
Sinartrosis adalah persendian yang tidak memungkinkan adanya gerak antara dua tulang yang bersambungan. Oleh karena itu sinartrosis disebut juga sebagai sendi mati. Contoh sinartrosis adalah sutura, yaitu persendian antara tulang-tulang tengkorak, ada beberapa sutura yang membentuk persendian melalui hubungan dua tulang yang ujungnya kasar saling mengunci dan disatukan oleh jaringan ikat fibrosa.  Namun ada beberapa sutura lain yang pada masa pertumbuhannya disatukan oleh jaringan tulang sehingga keduanya betul-betul menyatu, misalnya persambungan antara tulang dahi kanan dan kiri. Contoh sinartrosis yang lain adalah persendian antara diafisis dan epifisis dari tulang panjang.  Pada tulang yang sedang tumbuh persendian ini disatukan oleh jaringan tulang rawan hialin, yang dikenal dengan nama cawan epifiseal. Sedangkan setelah tulang berhenti tumbuh, cawan epifiseal diganti oleh jaringan tulang sehingga epifisis dan diafisis betul-betul menyatu.
2.      Amfiartrosis
Amfiartrosis adalah persendian yang masih memungkinkan adanya sedikit gerakan antara dua-tulang yang bersendi, dan permukaan persendiannya dibatasi oleh jaringan antara. Jaringan antara itu dapat berupa jaringan tulang rawan fibrosa atau jaringan tulang rawan hialin. Contoh amfiartrosis yang dibatasi oleh tulang rawan fibrosa adalah persambungan antara ruas-ruas tulang belakang. Sedangkan contoh amfiartrosis yang dibatasi oleh tulang rawan hialin adalah persambungan antara tulang rusuk dengan tulang dada.
3.      Diartrosis
Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan adanya gerak bebas antara tulang-tulang yang bersendi. Diartrosis juga disebut sebagai persendian sinovial, dengan ciri-ciri sebagai berikut: (a) persendian diselubungi oleh kapsul dari jaringan ikat fibrosa, yang disebut kapsul fibrosa (b) di sebelah dalam kapsul ini dibatasi oleh jaringan ikat halus, yang disebut membran sinovial, yang berfungsi menghasilkan cairan pelumas untuk mengurangi gesekan antara tulang (c)  permukaan sendi dilapisi oleh tulang rawan hialin (d)    kapsul fibrosa kadang-kadang diperkuat oleh ligamen

Sebagian persendian rangka tubuh manusia adalah diartrosis. Persendian diartrosis dibedakan menjadi 6 macam, sebagai berikut:
1.      Sendi luncur
Permukaan sendi biasanya datar, hanya mungkin melakukan gerakan kiri kanan dan muka belakang. Persendian yang memungkinkan gerak pada dua bidang datar seperti ini disebut persendian dua sumbu (biaksial). Contoh: persendian antara tulang-tulang karpal, antara tulang-tulang tarsal, antara sternum dan klavikula dan antara skapula dan klavikula.
2.      Sendi engsel
Permukaan sendi tulang pertama cekung, sedangkan permukaan sendi tulang kedua cembung dan permukaan cembung tepat dapat masuk ke permukaan cekung. Persendian ini memungkinkan gerakan hanya pada satu bidang datar, termasuk persendian satu sumbu (monaksial) dan merupakan gerak fleksi dan ekstensi seperti gerak membuka-menutup pintu. Gerak fleksi adalah suatu gerakan yang mengacu pada gerak mengecilkan sudut, sedangkan gerak ekstensi mengacu pada gerak membesarkan sudut.  Contoh sendi engsel adalah sendi pada siku dan sendi pada lutut.
3.      Sendi putar
Pada sendi putar, permukaan tulang pertama yang membulat, meruncing atau berbentuk kerucut, bersendi dengan lekuk yang dangkal dari tulang lain. Memungkinkan gerak utama memutar dan merupakan persendian monaksial. Contoh sendi putar adalah persendian antara tulang atlas dan dasar tulang tengkorak yang menghasilkan gerak menggelengkan kepala, persendian antara ujung proksimal tulang radius dan ulna yang menghasilkan gerakan supinasi dan pronasi tapak tangan.
4.      Sendi pelana
Pada sendi pelana, permukaan ujung tulang pertama berbentuk cekung masuk ke permukaan tulang kedua berbentuk cembung. Persendian ini memungkinkan gerak menyamping (kanan-kiri) dan gerak muka belakang, sehingga persendian ini termasuk persendian biaksial. Contoh sendi pelana adalah persendian antara tulang trapesium dan metakarpal dari ibu jari.
5.      Sendi peluru
Pada sendi peluru, permukaan sendi tulang pertama yang berbentuk seperti bola masuk ke permukaan cekung seperti mangkuk dari tulang kedua, sehingga memungkinkan terjadinya gerak triaksial, yaitu gerak fleksi dan ekstensi, abduksi dan aduksi, serta gerak rotasi. Contoh sendi peluru adalah persendian antara tulang lengan atas dengan tulang belikat dan persendian antara tulang paha dengan tulang pinggul.
6.      Sendi elipsoidal
Pada sendi elipsoidal, ujung tulang yang berbentuk oval masuk ke cekungan tulang lain yang berbentuk elips. Persendian ini memungkinkan gerak kiri-kanan dan muka-belakang, sehingga termasuk persendian biaksial. Contoh sendi elipsoidal adalah: persendian antara tulang radius dan tulang karpal yang memungkinkan gerak tapak tangan ke atas-bawah dan ke kanan-kiri.

***
Referensi:

Aryulina, Diah, dkk.. 2007. Biologi 2 SMA dan MA Kelas XIJakarta: Esis.

Istamar Syamsuri, dkk. (2004). Biologi SMA XI. Jakarta: Erlangga.

Pratiwi, dkk. 2006. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Soewolo, dkk. 2003. Fisiologi Manusia. Malang: JICA.